Tepatnya tahun 2017 di dunia sosmed marak diperbincangkan istilah PELAKOR kata yang memiliki akronim perebut laki orang. Kata perebut adalah sebuah makna yang berkonotasi negatif di mana hanya wanita (si pelakor) yang secara aktif melakukan kejahatan merusak hubungan suami-istri, padahal perselingkuhan terjadi karna peran aktif kedua belah pihak antara pelakor dan letise (lelaki tidak setia).

Terciptanya hubungan pelakor dan letise alias perselingkuhan dikarenakan adanya ketidakpuasan secara lahir maupun bathin seorang letise terhadap pasangan sah yang ia miliki (istri). Maka saat adanya godaan dari luar ia pun terbawa arus dalam lingkaran setan.

Rusaknya sebuah hubungan dikarenakan timbulnya rasa ketidakpuasan dan ketidak harmonisan dalam sebuah hubungan rumah tangga bukanlah semata-mata salah aku atau pun kamu (istri / suami) namun disebabkan oleh kita (suami dan istri) yang sudah merasa CUKUP :

1. Merasa cukup mencintai dan sudah tidak dicintai. Saat melihat pasangannya kurang perhatian maka ia menyimpulkan bahwa “saya sudah cukup mencintai kamu selama ini namun begini balasannya, bertepuk sebelah tangan…” Padahal dalam sebuah hubungan suami dan istri harus ada rasa saling mencintai dan dicintai baik dalam sebuah wujud perkataan maupun tindakan yang harus diimplementasikan setiap hari. (Love doesnt say “Do you love me” but love only says “I love you”)

2. Merasa cukup berkorban dan menganggap hal lain kecil. Jangan pernah menghitung untung dan ruginya dalam berumahtangga. Suami mencari nafkah merasa cukup berkorban dan mengabaikan urusan membina dan mendidik anak sehingga menyerahkan alias tidak mau tau masalah keluarga. yang ia tau hanya bekerja dan memberikan uang. Dan begitupun sebaliknya istri merasa cukup berkorban mengurus keperluan rumah dari A-Z sehingga kurang memerhatikan hal-hal kecil dari suami. Dan timbul lah rasa tidak saling menghargai, padahal membina rumah tangga adalah pengorbanan berdua yang harus diperjuangkan bersama untuk menggapai keluarga yang bahagia lahir dan bathin.

3. Merasa cukup lebih baik dari pasangan. Saat suami / istri timbul rasa merasa cukup lebih baik dari pasangan maka ia memandang pasangannya sebelah mata alias jauh dari kesempurnaan dan menghadirkan pembanding-pembanding lainnya ” coba kamu bekerja seperti dia pasti kita ga akan susah seperti ini / coba kamu lebih bisa merawat diri cantik seperti dia pasti aku lebih betah di rumah / dll) padahal sejatinya seorang suami / istri bisa terlihat lebih baik karna saling melengkapi dan memberi support bukan karna berdiri sendiri dan malah jadi melarikan diri.

4. Merasa cukup lelah dan berniat mengakhiri hubungan. Hadirnya kata “lelah” karna usaha berbanding terbalik dengan harapan. Jika sebab jerih kamu  berharap pada manusia maka kekecewaan akan menghampirimu.

Dan karna penyebab merasa cukup di atas lah hadirnya pelakor menjadikan pasanganmu menjadi letise. So hindari hal tersebut sebelum semuanya terlambat. Semoga suami dan istri selalu melakukan perbaikan setiap hari agar bisa menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah sesuai yang diharapkan.

 

 

2 thoughts on “Semua bukan salah PELAKOR

  1. I was extremely pleased to discover this great site. I want to
    to thank you for ones time for this particularly wonderful
    read!! I definitely really liked every little bit of it and i also have
    you book marked to see new stuff on your blog.

  2. I actually wanted to write a quick comment so as to thank you for all the amazing guides you are sharing here. My rather long internet lookup has at the end of the day been paid with good quality concept to talk about with my close friends. I ‘d say that many of us website visitors are really blessed to dwell in a fabulous place with many outstanding professionals with insightful tactics. I feel pretty privileged to have discovered your weblog and look forward to plenty of more excellent moments reading here. Thank you once more for a lot of things.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *