Menantikan sebuah momongan hingga akhirnya resmi mendapat gelar sebagai “bunda dan ayah” adalah sesuatu yang sangat bahagia bagi pasangan yang sudah menikah. Rumah terasa lebih ramai karena dipenuhi oleh canda tawa, maupun hiruk pikuk aktivitas bersama anak-anak.
Seiring berjalannya waktu menghabiskan hari-hari bersama antara ortu dan anak-anak membuat kasih sayang semakin tumbuh. Namun tak dapat dipungkiri pastinya bunda / ayah memiliki kecenderungan dan kedekatan lebih terhadap anak yang satu dengan anak lainnya. Hingga terjadilah perbedaan penyebutan “si kakak anak bunda dan si adek anak ayah.”
Jika antara si kakak dan si adek hanya berjarak 1-3 tahun maka perbedaan sikap “dibeda-bedakan” yang bunda / ayahnya lakukan akan lebih mereka rasakan dan mereka akan menyimpulkan bahwa orang tuanya pilih kasih. Seperti contoh : di depan si adek bunda lebih sering menyebut nama si kakak dan membanggakan kelebihan kakak dibandingkan si adek. Dan begitu juga sebaliknya yang dilakukan si ayah terhadap salah satu anaknya.
Dr.Elen Weber Libby, seorang Psikolog asal Washington DC. Mengatakan dalam bukunya The Favorite Child : bahwa anak kesayangan yang diperlakukan secara berlebihan oleh orang tua akan berdampak buruk bagi anak lainnya. Anak itu akan merasa dirinya tidak penting dalam keluarga, rendah diri, dan berbagai efek negatif lainnya akan muncul terhadap anak yang tidak disayang tersebut. Jadi jika ayah dan bunda memiliki anak kesayangan jangan menampakkan hal itu secara mencolok di depan anak-anak lainnya karena hal ini membahayakan bagi psikis dan emosi anak.
Perlu bunda dan ayah ketahui bahwa “Saat mereka sudah tua nanti, anak-anak akan selalu mengingat kenangan tentang orang tua mereka dikala mereka masih kecil” Sungguh disayangkan bukan? Jika perlakuan yang bunda atau ayah lakukan selama ini terhadap anak-anak hanya sekedar candaan atau motivasi terhadap salah satu anak agar melakukan hal yang sama seperti bunda dan ayah inginkan terhadap kelebihan salah satu dari mereka, dan bukan bermaksud untuk membeda-bedakan mereka. Namun bagi salah satu dari mereka hal demikian yang bunda atau ayah telah perbuat menjadi kenangan buruk baginya, hingga berkurang jugalah rasa kasih sayangnya terhadap bunda / ayah saat dirinya telah dewasa nanti.
So agar bunda dan ayah dapat menjadi orang tua yang tidak pilih kasih terhadap anak-anak ada baiknya menerapkan tips ” TIKA” di bawah ini :
1. T : Tidak Membanding-bandingkan dan Tidak memihak. Tidak ada orang yang suka dibanding-bandingkan, terlebih anak. Mereka akan merasa rendah diri dan potensi yang ada tidak dapat berkembang. Ketahuilah bunda dan ayah bahwa setiap anak pasti memiliki kelebihan diantara mereka jadi jangan pernah untuk hanya membangga-banggakan kelebihan dari satu anak saja tapi berusahalah untuk saling memuji kelebihan diantara mereka. Dan jangan pernah memihak jika ada keributan diantara mereka. Cobalah untuk cari jalan tengah dengan tidah memihak tapi berlaku bijaksanalah terhadap tindakan yang mereka lakukan.
2. I : Integritas & stop Intimidasi. Memiliki sikap integritas pada anak dengan cara menunjukkan wibawa sebagai orang tua dan selalu berperilaku jujur hal ini akan berdampak baik terhadap moral anak. Dan stop intimidasi karena tindakan intimidasi atau menakut-nakuti anak dengan cara mengancam, memberi gertakan terhadap kesalahan anak akan berefek negatif terhadap emosi anak.
3. K : Kualitas bersama. Saat bunda dan ayah lebih banyak waktu di luar dibandingkan di rumah, maka jadwalkanlah secara rutin momen yang tepat untuk bersama dan lakukanlah secara berkualitas antara bunda, ayah dan anak-anak tanpa gangguan dari luar seperti gadget, urusan kantor, dll.
4. A : Antusias & Apresiatif. Antusias dan apresiatif perla dilakukan terhadap anak. Sebagai contoh : Saat anak menunjukkan hasil karyanya atau saat anak bercerita maka ayah dan bunda harus menjadi pendengar yang baik agar anak merasa tidak diabaikan. Dengarkan, puji dan beri saran yang membangun. Dengan demikian anak akan tumbuh menjadi anak yang suka memuji dan menghargai orang lain saat ia dewasa nanti.
Selamat menerapkan untuk ayah dan bunda. Semoga tercipta keluarga yang harmonis dan saling menyayangi karena baik atau buruknya anak tergantung dari didikan orang tuanya.
“Happy Family is have fun together” (Hartika)😉
I’m commenting to let you be aware of what a magnificent discovery my friend’s girl had visiting your blog. She realized a lot of things, which include what it is like to have an amazing coaching mood to let men and women clearly know chosen tortuous issues. You truly did more than readers’ expected results. Many thanks for imparting those powerful, dependable, edifying and also cool tips about the topic to Evelyn.