Hidup Terlalu Irit Justru Jadi Morat Marit

“Hemat Pangkal Kaya, Boros Pangkal Miskin” Sudah sedari kecil kita mendengarkan pribahasa tersebut. Mengisyaratkan kepada kita bahwasanya untuk menjadi kaya harus bisa berhemat agar bisa menabung dan punya banyak uang.

Lalu timbul pertanyaan :

” Apakah benar orang bisa kaya jika ia berhemat? Apalagi terlalu irit? Alias pelit?!”

Dan kalau hemat pangkal kaya, kenapa saya sudah hemat, namu  belum kaya juga?!

 

Nah dari sinilah kita berpikir bahwasanya untuk menjadi kaya tidak hanya berhemat yang dibutuhkan. Tapi perlu kerja cerdas untuk menambah pemasukan agar bisa hidup seperti yang diharapkan.

Namun dikarenakan berpatokan pada kata “hemat pangkal kaya” banyak orang yang menyalahartikan untuk menjadi kaya harus berhemat bahkan menjadi irit dan ujung-ujungnya terlalu perhitungan terhadap apapun itu dan berefek pada sifat pelit.

 

Ketahuilah bahwa :

Hidup terlalu irit justru jadi morat marit” 

Taukah sebabnya? karena :

Takut rugi dan takut orang lain untung. Namun ujung-ujungnya justru jadi buntung. 

Seperti halnya :

  • Punya banyak makanan tapi tidak mau berbagi dengan yang lain, dan karena tidak bisa menghabiskan sendiri akhirnya makanan tersebut sudah tidak enak dimakan.
  • Rela membeli ke tempat yang jauh dibandingkan ke warung tetangga sendiri. Demi perbandingan harga Rp.1000 padahal yang dibeli hanya 1 jenis barang.
  • Saking iritnya tidak pernah membalas kebaikan yang orang lain berikan. Padahal saat ada yang memberi makanan, kado, uang atau lainnya tak ada salahnya saling bertukar karena saat kita saling berbagi kebaikan justru mengeratkan hubungan kita.

 

Terlalu pelit ke diri sendiri demi mengedepankan banyak uang namun melupakan manfaat untuk diri sendiri.

Seperti halnya :

  • Punya uang tapi saat makan terlalu perhitungan sehingga melupakan 4 sehat 5 sempurna yang seharusnya wajib dipenuhi oleh tubuh. Alhasil jadi kekurangan gizi.
  • Punya uang tapi pakaian compang camping, sehingga membuat orang jadi berdosa karena ghibahin penampilan kita.
  • Punya cukup uang untuk membeli kendaraan tapi menyusahkan diri sendiri, harus berjalan kaki untuk menempuh jarak yang jauh dan sulit kendaraan umum.
  • Punya uang tapi tidak pernah sedekah karena berpikir bahwa jika harta disedekahkan maka akan berkurang jumlahnya dan sedekah hanya untuk orang-orang yang sudah sangat kaya saja. Padahal manfaat sedekah salah satunya dapat menolak bala dan menambah rejeki serta keberkahan hidup.

 

Nah banyak lagi contoh lainnya yang membuat “Hidup terlalu irit justru jadi morat marit” 

Lalu bagaimanakah menempatkan irit yang tepat pada tempatnya agar tidak salah arti sehingga jadi pelit dan ujung-ujungnya merugikan diri sendiri? Yuk simak tips dari TIKA berikut ini :

 

1. T : Tepat sasaran

Tepat sasaran yang dimaksud adalah saat mau irit harus perhatikan terlebih dahulu situasi dan kondisinya terkait tempat, orang dan kegunaan. jika tidak memungkinkan atau kita pun kekurangan maka irit dibutuhkan.

Jangan sampai pada tempat keramaian atau banyak orang yang seharusnya butuh jumlah makanan yang banyak dan kondisinya memang ada dan mencukupi untuk semuanya namun kita hanya mengeluarkan sedikit dan menyimpan lebih banyak sehingga jadi serba seadanya.

Atau terhadap orang contohnya kita ada makanan / uang dan cukup untuk berbagi namun kita terlalu irit dan perhitungan unyuk tidak mau berbagi dengan orang tersebut.

 

2. I : Ingat batas waktu

Tau bahwasanya tidak semua hal harus diirit karena setiap apapun itu ada batas waktunya. Jangan sampai gegara terlalu irit disimpan terlalu lama dan dimakan sedikit dan pada akhirnya makanan tersebut yang mau dikonsumsi sudah expired atau basi.

Atau saat memiliki pakaian baru diberi oleh orang.  Namun karena pakaian yang lama masih layak pakai maka pakaian pemberian dari orang tersebut disimpan dan ternyata saat mau dipakai sudah tidak muat karena pertumbuhan badan sudah semakin bertambah.

 

3. K : Ketahui manfaatnya

Jika sesuatu itu ada manfaatnya terhadap kesehatan, kebaikan hubungan, dll. Maka tak ada salahnya untuk segera digunakan atau dihabiskan. Jangan sampai karena diirit-irit ternyata manfaat sebuah benda tersebut sudah tidak ada.

 

4. A : Atur dengan baik

Agar tidak terlalu irit alias terlalu pelit, atau bahkan boros menggunakan sesuatu berlebihan maka tak ada salahnya segala sesuatu diatur dengan baik terkait waktu, kegunaan, dan manfaat.

 

Nah sudah jelas bukan? kalau mau kaya bukan terlalu irit tapi tingkatkan penghasilan dan tetap irit dengan cara menempatkan pada tempatnya bukan jadi pengiritan alias pelit maka justru jasi morat marit.

So “Hidup hemat itu penting, tapi pengiritan jangan” (otakaTIKAta) 

 

 

One thought on “Hidup Terlalu Irit Justru Jadi Morat Marit

  1. I together with my guys came studying the good strategies located on the blog then all of a sudden I had an awful suspicion I never thanked the blog owner for those techniques. Most of the guys are actually for this reason joyful to study all of them and now have definitely been loving those things. Thank you for simply being really helpful and then for obtaining this sort of exceptional guides most people are really eager to be aware of. My very own sincere regret for not saying thanks to you sooner.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *