Romantis, penuh perhatian, selalu menemani saat suka dan duka, memiliki keturunan yang sehat dan sempurna, serta hidup bergelimang harta adalah impian setiap pasangan dalam berumah tangga. Namun seiiring berjalannya waktu, hari demi hari yang diharapkan tidak sesuai dengan keinginan. Pasangan yang dulu kita pilih sebelum menikah terlihat begitu perfect lebih dari segalanya, kini telah berubah dan terjadilah penyelasan serta umpatan-umpatan kejengkelan :
“nyesel gue udah nikah sama loe” “kenapa harus saya yang selalu berkorban!” “Kamu ga pernah tau apa yang aku inginkan” “aku sudah jenuh dan lelah harus mempertahankan semuanya”
Kehidupan memang tidak selalu berjalan mulus. Ada kalanya sedih datang menghampiri, pun juga bahagia yang menyelimuti hari-hari bersama pasanganmu. Timbulnya sebuah konflik dalam rumah tangga disebabkan karena ekspektasi berbanding terbalik dengan realita. Seperti halnya konflik yang sering terjadi akibat beberapa hal :
1. Tidak memperoleh keturunan : Saat kamu dan pasanganmu ingin segera mendapatkan momongan namun Tuhan berkehendak lain. Kalian harus menunggu lama untuk memperolehnya atau mungkin tidak diberi kesempatan untuk memiliki buah hati. Dengan adanya keadaan seperti itulah akhirnya membuat keharmonisan hubungan kalian menjadi renggang dan terjadi saling menyalahkan.
2. Penghasilan istri melebihi suami : Uang bukanlah segala-galanya namun tanpa uang kita juga tidak bisa untuk memenuhi segalanya. Saat penghasilan istri melebihi suami maka dapat timbul kesenjangan, dalam artian suami merasa direndahkan derajatnya dan berada di bawah tekanan istri. Sehingga terjadilah konflik harga diri selalu merasa tidak dianggap. Pun begitu dengan istri merasa suami tidak ada apa-apanya alias hanya menumpang hidup.
3. Takut dipengaruhi keluarga pasangan : Menikah tidak hanya menjalin hubungan antara dua orang saja (suami dan istri) namun di saat sudah ijab-kabul keluarga kamu ataupun keluarga pasanganmu adalah keluarga kamu juga, yang harus kamu hormati dan sayangi. Adakalanya saat sudah menikah seseorang merasa bahwa pasangannya adalah milik dia seutuhnya, dari A-Z dia yang harus memiliki dan harus selalu diperhatikan. Keluarga dari pasangannya tidak berhak untuk memiliki atau bahkan mencampuri serta memasuki rumah tangganya. Sehingga melarang pasangannya untuk menjalin silaturahmi dengan saudaranya. Ketakutan akan dipengaruhi oleh keluarga pasangan muncul karena tidak mau membuka diri untuk menerima perbedaan sehingga merasa di luar yang ada pada dirinya adalah salah.
4. Kepuasan lahir dan batin tidak terpenuhi: Ketidakpuasan lahir dan bathin terhadap pasanganmu membuat kamu menjauh darinya, membandingkannya dengan orang lain sehingga terlihat kekurangan demi kekurangan yang ada. Seperti halnya suami pada istri: istri terlihat jauh kalah kurang seksi dan menor dibandingkan teman wanita di luar sana yang kamu temui. Menyalahkan istri karena tidak bisa dandan dan menjaga diri. Dll. Ataupun istri pada suami : suami tidak bisa apa-apa dan banyak kurangnya dibandingkan lelaki lain yang memiliki karir yang mapan dan selalu ada saat kamu butuhkan pertolongan. Dll.
5. Menuntut untuk dimengerti : Setiap orang selalu ingin dimengerti, namun terkadang masing-masing dari kita selalu menuntut untuk lebih dulu menerima daripada memberi alias diperhatikan terlebih dahulu dibandingkan memperhatikan. Sebagai contoh: suami selalu menuntut istri agar selalu mengikuti titahnya, memahaminya bahwa tugas suami hanya mencari uang demi kesejahteraan keluarga dan mengurus rumah serta anak-anak adalah kewajiban istri sepenuhnya. Ataupun istri menuntut suami agar selalu dipahami bahwa istri butuh kasih sayang, dan waktu lebih untuk bersama. Dll.
Berbicara masalah konflik dan penyebabnya tidak akan ada habisnya selama masih ada kata “semua gara-gara kamu” untuk itu kamu dan pasanganmu haris memahami “TIKA” agar terhindar konflik dengan pasanganmu berikut ini:
1. T : Terima kekurangan pasangan: ” No body is perfect” jika terdapat kekurangan dari pasanganmu maka tugas kamulah untuk melengkapinya menjadi seperti yang kamu inginkan. Ingatlah bahwa: “Jangan pernah menuntut kesempurnaan dari pasanganmu, karena kamu juga tak sempurna. Namun jadilah sebagai pelengkap diantara kamu dan dia” (hartika)
2. I : Ingat Tuhan dan selalu bersyukur : Saat kamu dan pasanganmu selalu mengingat Tuhan niscaya konflik akan jauh dari rumah tanggamu. Dan selalu bersyukur terhadap kehadiran kalian di tengah kekurangan yang ada maka nikmat lain pun akan Allah datangkan.
3. K : Komunikasi dan kendalikan emosi: Sesibuk apapun kamu dan pasanganmu saat di luar sana menjaga dan menjalin komunikasi itu penting karena hal itu dapat saling mengikat hubungan. Dan komunikasikanlah setiap ada yang mengganjal diantara kalian. Serta saat ada konflik maka kendalikanlah emosi masing-masing dan berhenti untuk saling menyalahkan.
4. Apresiasi : Lakukanlah pengapresiasian terhadap pasanganmu karena setiap orang butuh pengakuan. Jangan sampai pengakuan lebih ia dapatkan dari orang lain. Karena orang yang merasa diakui maka ia merasa dihargai dan dapat berkorban lebih.
So apakah kamu bahagia dengan pilihan hidupmu saat ini? Atau kamu telah menyesal dengan pilihanmu? sebelum terlambat maka lakukan dan pahamilah TIKA diatas agar kamu dan pasanganmu selalu menjadi yang kalian inginkan😊