Tips Merdeka Di Mata Emak-Emak Yang Wajib Para Bapak Tau

Melakoni peran sebagai istri sekaligus ibu bagi anak-anak di rumah tidaklah mudah. Mengurus dan mengatur segala keperluan se isi rumah. Dan bahkan ada juga yang harus bertanggungjawab penuh memenuhi segala kebutuhan ekonomi keluarga. Dikarenakan tidak mencukupi jika hanya dari suami saja. Atau bisa jadi dikarenakan suatu sebab (suami sakit / di PHK dan tidak menemukan pekerjaan yang cocok) hanya istri seorang diri yang membanting tulang memikul tanggung jawab yang seharusnya dikerjakan bersama.

 

Sulit, capek, jenuh dan terkadang jauh dari apresiasi. Tidak berlaku surat sakit, atau cuti. Yang berarti menuntut istri atau ibu sebut saja emak-emak harus jadi wonder woman. Di balik kelebihan yang sejatinya dimiliki lelaki setingkat lebih tinggi dibandingkan wanita, dikarenakan sebuah keharusan jadilah membenarkan adanya emansipasi wanita.

 

Tahukah kaum bapak…bahwa :
Emak-emak itu hebat. Saking hebatnya seberat apapun masalah yang ia emban baik itu karena pekerjaan rumah atau stres menghadapi hidup. Se isi rumah pun tidak tau, bahkan bisa jadi tidak mau tau karena merasa memang sudah tanggung jawab emak buat harus mengerjakan semua pekerjaan yang ada di rumah. Terlebih jika ia sebagai ibu rumah tangga. Toh tidak ada pekerjaan luar yang membebaninya jadi memang sudah kewajibannya mengurus semuanya. Katanya sih begitu.

 

Emak-emak itu multi tasking.

#Saat anaknya rewel ia bisa menggendong anaknya sambil mengerjakan pekerjaan rumah.

#Saat ia belum sarapan, di tengah laparnya karena semalaman menyusui anaknya. ia bisa menyiapkan terlebih dahulu sarapan buat keluarga dan bahkan setelah itu ia lupa untuk segera makan juga karena beralih ke pekerjaan yang masih terbengkalai.

#Saat emak ingin curhat masalah kerepotan di rumah, namun suaminya menyerobot hendak curhat masalahnya di kantor atau atas prestasi yang ia raih, dan saat itu juga anaknya ingin main bersamanya. Emak pun mengesampingkan egonya, tetap bisa sambil bermain dengan anak, sembari mendengarkan suami, dan sekaligus memikirkan menu apa yang harus dimasak dan memutar otak agar uang bulanan bisa cukup bahkan bisa ditabung. Bukan katanya, namun memang harus bisa seperti itu.

Dan yang jarang kaum bapak sadari bahkan dianggap sepela karena emak hanya di rumah saja. Bahwa emak itu memiliki titel dari berbagai profesi yang ada. Terlepas dari hebatnya wanita di luar sana yang dikagumi secara rahasia oleh sang suami.

#Emak bisa jadi dokter untuk keluarganya yang sakit.

#Emak bisa jadi ekonom di tengah himpitan ekonomi keluarga.

#Emak bisa jadi psikolog untuk suami dan anak-anaknya saat dalam kondisi stres.

#Emak bisa jadi guru dari segala mata pelajaran bagi anak-anaknya di rumah.

#Emak bisa jadi pesulap disaat minimnya uang di tanggal tua namun mampu menyediakan kebutuhan pokok.

#Dan yang paling hebatnya bahwa emak adalah pemain drama terhebat yang bisa melakoni semua peran. Seperti peran antagonis, protagonis, deutragonis, tritagonis, foil dan utility. Terlepas dari kondisi yang ada pada dirinya saat itu namun ia mampu memerankannya dengan baik.

 

di balik kehebatan emak-emak, bukan berarti pula ia tidak bebas dari kesenangan dirinya sendiri. Yang hanya dari hari ke hari disibukkan oleh urusan rumah dan tangga sehingga lupa bagaimana rasanya memanjakan diri sendiri dan memiliki waktu sendiri karena sudah berkutat pada dapur, sumur dan kasur saja.

Jangan sampai kaum bapak berpikir “mentang-mentang”:  

#Mentang-mentang ia tidak pernah mengeluh bukan berarti ia kuat selalu.

#Mentang-mentang ia tidak pernah istirahat bukan berarti ia tidak capek.

#Mentang-mentang ia selalu terlihat tersenyum bukan berarti ia tidak ada menyimpan luka.

#Mentang-mentang ia sanggup menyelesaikan semuanya sendiri, bukan berarti ia tidak butuh bantuan.

 

Di sinilah peran dan kepekaan bapak-bapak dipertanyakan. Saat memutuskan menikah bukan berarti memiliki istri bertujuan untuk ada orang yang mengurusnya. Nah lo emang istri pembantu?!

Menikah itu menjalankan semuanya bersama. Mulai dari urusan ekonomi, agama, sosial, dan keturunan. Jangan hanya dibebankan kepada satu orang saja.

Saat bapak memilih istirahat selepas bekerja, emak pun ingin begitu.

Saat bapak terasa mengantuk di malam hari dan ingin segera tidur, emak pun ingin begitu.

Saat bapak terasa lapar dan maunya ada segera ada hidangan, emak pun ingin seperti itu.

Namun apalah daya, semua bertumpu padanya terlebih bagi emak yang masih memiliki balita. Tapi Semua bisa saja kalau ada pembantu. Nah kalau tidak?! Maka solusinya agar sama-sama enak dan tidak ada yang merasa tertindas ya perlu bekerja sama.

 

Indonesia sudah merdeka dan terbebas dari para penjajah 77 tahun lalu. Dan jangan sampai kita kaum emak masih merasa terjajah di rumah sendiri karena tidak memiliki kebebasan berpendapat, tidak merdeka dalam mengambil keputusan. Dan terbelenggu dengan kesibukan sehari-hari. Ujun-ujungnya stres, depresi dan jangan sampai melakukan hal yang tidak diinginkan.

Nah sebelum semua terlambat kaum bapak perlu tau bahwa sejatinya emak ingin merdeka alias tidak terkekang namun bukan berarti melupakan tanggung jawab sebagai istri dan ibu.

 

“Tips Merdeka Di Mata Emak-emak Yang Wajib Para Bapak Tau”

 

1. T : Terbebas dari rutinitas barang sejenak

24 jam dalam sehari untuk mengerjakan pekerjaan rumah tidak akan pernah selesai. Terlebih bagi yang punya balita “Ada lagi dan ada lagi” harus dikerjakan, namun bisa diatur dengan baik agar tidak keteter. Dan dibatasi sehingga tidak terlalu capek.

Namanya saja pekerjaan rumah yang terkadang terlihat sepele tetapi menguras tenaga dan tak jarang memakan emosi jika hanya emak saja yang melakoninya, sedangkan bapak hanya ogkang-ongkang kaki saja di tengah kerepotan emak.

1 hari 24 jam, dan 1 minggu ada 7 hari. Jika anak sekolah ada liburnya, dan bapak bekerja di kantor juga ada liburnya. Maka ibu di rumah adakah liburnya?! Libur itu berarti terbebas dari rutinitas sehari-hari. Bertujuan agar otak dan tenaga bisa beristirahat sejenak dari kerepotan yang dijalani selama berturut-turut.

Nah demikian juga halnya dalam pekerjaan rumah yang memang setiap hari dituntut harus dikerjakan. Jika tidak ada pembantu maka tak ada salahnya kaum bapak mengambil peran 1 hari untuk melakoni seperti yang ibu lakoni : Menyiapkan makan, menjaga anak, membereskan rumah, dll. Agar ibu juga bisa terbebas barang sejenak dari rutinitas. Agar ia fit selalu dan refresh.

 

2. I : Ingin selalu didengarkan

Siapa sih yang tidak suka didengarkan? Rerata orang suka didengarkan daripada mendengarkan. Karena ketika ia didengarkan maka ia merasa dianggap dan dimengerti terlebih itu bagi pasangannya sendiri.

Tidak ada salahnya bagi kaum bapak mencoba untuk menjadi pendengar yang baik bagi istrinya. Karena memang sejatinya wanita lebih banyak berbicara dibandingkan pria. Sebut saja 1000 kata per hari yang harus ia keluarkan. Maka selagi ia mau bercerita di depanmu. Dengarkan saja celotehan, nyinyiran, kebawelan dan sebagainya dari istri tercintamu. Meskipun kamu sendiri sedang capek atau sedang ada masalah. Karena ketika istrimu terluapkan emosinya, dan tersampaikan uneg-unegnya maka sedikitnya bisa mengurangi beban hidupnya dan ia pun bisa melayani kamu dan anakmu dengan baik.

Dan bagaimana jika istrinya pendiam? Tidak mau bercerita jika tidak ditanya. Maka bapak harus lebih peka. Saat kita sudah menikah kita pun akan tahu bahasa tubuh dan tutur istri. Ketika sudah lain dari biasanya bisa dipastikan ia butuh teman ngobrol. Dan bapak harus pintar untuk menanyakan. Karena sebaik-baik teman ngobrol adalah pasangan kita sendiri.

 

3. K : Kebutuhan lahir dan batin terpenuhi

Kebutuhan / nafkah lahir seperti sandang, pangan dan papan. Dan nafkah batin seperti kebutuhan seksualitas. Adalah satu kesatuan yang dibutuhkan istri dalam hidup.

Saat suami tidak mampu mencukupi nafkah lahir secara baik maka solusinya adalah bekerja sama dalam mencari nafkah. Pun jika tidak bisa terpenuhi dengan layak maka tetap bersyukur. Dan untuk nafkah batin perlunya dukungan dari kedua belah pihak. Namun janhan sampai suami berpikir hanya fokus memenuhi nafkah lahir saja dan beranggapan nafkah batin tidak dibutuhkan oleh istri. Atau malah sebaliknya.

Jika nafkah lahir dan batin sudah tercukupi dengan baik maka seberat apapun ujian hidup atau godaan dari luar akan dapat fihadapi dengan baik oleh pasangan tersebut.

 

4. A: Ajak keluar rumah

Istri mana yang tidak suka diajak ke luar rumah oleh suaminya sendiri. Terlebih jika diajak shopping, liburan (menginap di hotel, vila) atau minimal beli jajanan pinggir jalan.

Nah tak ada salahnya saat suami libur kerja berinisiatif untuk ajak istri ke luar rumah pasti istri senang sekali. Merasakan bagaimana rasa pacaran seperti dulu lagi. Menumbuhkan kebersamaan yang renggang dikarenakan padatnya rutinitas sehari-hari.

Dan lebih membahagiakannya adalah saat ke luar rumah tidak merusak budget bulanan yang ada. Kaum bapak tidak perlu terlalu perhitungan dalam menyenangkan istri. Karena yakinlah saat kita menyenangkan istri kita maka pahala akan bertambah dan rejeki akan berlipat dari sebelumnya.

One thought on “Tips Merdeka Di Mata Emak-Emak Yang Wajib Para Bapak Tau

  1. I simply needed to thank you very much once more. I do not know the things that I would’ve done without the actual thoughts discussed by you concerning such a industry. It actually was an absolute frustrating condition in my view, but encountering your skilled mode you solved the issue forced me to jump for delight. I am just thankful for this service as well as hope you realize what a powerful job you have been doing training the others all through your web blog. I am sure you’ve never encountered all of us.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *