Cara Menghadapi Tanggapan Miring “Sarjana Kok Jadi IRT?” Bersama TIKA

“Wanita itu..setinggi-tingginya sekolah ujung-ujungnya ke dapur juga..” Pernahkah kamu mendengar pernyataan tersebut yang dilontarkan secara langsung ke kamu? Apakah kamu membenarkannya? Dua pertanyaan dari pernyataan di atas dan satu jawabannya adalah “YES”

 

Seorang wanita jika sudah menikah maka tanggung jawabnya adalah pada rumah tangganya. Bagaimana cara ia harus menjadi istri yang baik untuk suaminya dan ibu yang jadi panutan untuk anak-anaknya karena “al ummu madrasah al ulaa” Ibu adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anak-anaknya. Jika seorang ibu telah mempersiapkan anak-anaknya dengan baik maka ia telah mempersiapkan sebuah generasi yang baik dan kuat.

 

Peran pengasuhan anak secara langsung tak dapat digantikan dengan orang lain, meskipun orang yang mengasuh tersebut cukup baik. Efeknya adalah ibu akan merasa kehilangan kedekatan psikologis anak terhadapnya. Tumbuh kembang anak pertama kali diketahui oleh pengasuhnya, dan pola pikir atau kebiasaan pun yang akan di duplikat anak dalam keseharian juga ia dapat dari pengasuhnya tersebut. Sungguh disayangkan bukan? Jika ibu kehilangan momen berharga yang tak dapat diulang terhadap tumbuh kembang si kecil dalam pembentukan watak dan perkembangan otak anak. Di mana otak anak berkembang 80 persen pada periode yang disebut dengan “golden age” atau masa keemasan pada usia 0-5 tahun. Pada saat usia keemasan tersebutlah peran orang tua sangat dibutuhkan. 

 

Seorang wanita yang bergelar sarjana yang memilih berkarir di rumah sebagai seorang ibu rumah tangga adalah suatu keputusan yang tepat untuk keluarga. Namun terkadang menjadi beban juga baginya di saat adanya kontra dari keluarga sendiri maupun orang lain terhadap pilihannya tersebut, merasa tidak dihargai karena tidak memiliki penghasilan sendiri hanya menampung tangan dari suami, dan terkadang semangat diri pun hilang saat melihat wanita lain yang memiliki karir bisa  ke sana ke mari sesuka hati sedangkan ia harus menghadapi dapur, sumur dan kasur setiap harinya. Karena hidup adalah pilihan yang sudah dipikirkan sebelumnya, maka peran suami terhadap perasaan rendah diri yang dirasakan istri tersebut sangat berpengaruh karena keputusan sebagai ibu rumah tangga adalah keputusan antara suami dan istri demi kebaikan keluarga. Maka Suami harus selalu mendukung dan menghargai istri dengan cara menunjukkan perhatian penuh ke istri dan buat istri merasa dibutuhkan setiap hari karena “Keluarga bahagia bersumber dari istri yang bahagia” 

 

Kehidupan tidak hanya berlangsung di dalam rumah dan dengan keluarga kamu saja. Adakalanya kamu harus bersosialisasi dengan lingkungan luar. Meskipun kamu mendapatkan dukungan dari dalam rumahmu terkadang rasa down hadir saat kamu berhadapan dengan orang yang selalu menanyakan statusmu “sarjana kok jadi IRT?” nah lo ga mau kan gegara omongan orang membuat mood kamu berubah menjadi minder atau bersedih hati😂. Yuk simak tips di bawah ini agar kamu siap menghadapi suara-suara miring tersebut di bawah ini:

Cara mengahadapi tanggapan miring “Sarjana kok IRT” bersama TIKA :

1. T : Terima. Seseorang yang menerima keberadaan arti dirinya sendiri maka ia akan siap menghadapi problema hidup. Saat kamu memilih dan kamu harus menerima bahwa statusmu saat ini memang sebagai IRT. Dan saat ada tanggapan miring yang hadir kamu harus selalu menanggapi dengan baik dan kuatkan dirimu bahwa kamu adalah agent of change bagi keluargamu di mana peranmu merupakan ujung tombak bagi suami dan anak-anakmu.

2. I : Ingat Tujuan. Langkahmu tak akan terhenti saat tujuan yang ingin kamu capai jelas ke depannya. Dalam artian kamu tidak akan menjadi pesimis dengan statusmu sebagai IRT jika tujuan yang kamu bentuk bersama suamimu jelas adalah demi keuarga dan untuk perkembangan anak-anakmu maka sekuat apapun gonjang ganjing dari luar kamu tetap kuat untuk menjalani tujuanmu.

3. K : Kerja sama. Membina biduk dalam rumah tangga adalah peran berdua suami dan istri. Bukan berarti karena istri berstatus sebagai IRT maka semua dari A-Z mulai dari mengurus tetek bengek rumah, mendidik dan mengasuh anak, dll. sehari-hari istri yang harus bertanggung jawab sedangkan suami bertugas hanya mencukupi nafkah saja. Suami dan istri harus saling bekerja sama membantu pekerjaan rumah (berbagi tugas) dan membimbing anak karena yang namanya pekerjaan sebagai IRT 24 jam tanpa henti yang tak dapat dikerjakan seorang diri. Jadi jika adanya kerja  sama maka istri pun akan selalu merasa kuat untuk menjalani semuanya.

4. A : Aktualisasi diri. Aktualisasi diri adalah ketepatan seseorang di dalam menempatkan dirinya sesuai dengan yang ada di dalam dirinya. Dalam artian saat kamu sudah menerima statusmu saat ini, ingat apa tujuan dari pilihanmu dan selalu bekerja sama dalam menghadapi sehari-hari dengan pasanganmu maka pengaktualisasian diri pun akan segera kamu lakukan dengan cara melakukan yang terbaik dari dirimu untuk hasil yang lebih baik. 

 

So apapun tanggapan miring terhadap statusmu sebagai IRT yang bergelar sarjana kamu sudah siap menghadapinya dengan menerapkan tips TIKA di atas. Karena yang tau apa yang terbaik yang harus kamu lakukan adalah dirimu sendiri dan keluargamu, bukan mereka yang hanya bisa sebagai penonton atau komentator yang melihat aktingmu dalam menjalani skenario hidupmu.

 

One thought on “Cara Menghadapi Tanggapan Miring “Sarjana Kok Jadi IRT?” Bersama TIKA

  1. I simply wanted to appreciate you once more. I’m not certain the things I might have handled without the type of hints contributed by you concerning such industry. This was a frustrating scenario for me, nevertheless noticing your specialised mode you solved the issue forced me to weep with joy. I’m thankful for your guidance and pray you find out what a powerful job you were undertaking instructing people via a web site. I know that you haven’t met any of us.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *