Tips Jadi Ibu Bahagia Lahir Dan Batin

Ibu adalah tiang dalam rumah tangga. Analoginya adalah saat tiang berdiri kokoh maka bangunan yang menopang pada tiang tersebut menjadi lebih kuat. Demikian pula pada seorang ibu. Saat ibu bahagia maka se isi rumah pun akan terlihat bahagia, beres, dan teratur dengan baik. Namun sebaliknya saat kebahagiaan tidak dirasakan oleh seorang ibu maka se isi rumah akan terasa kacau, berantakan, penuh emosi, dan jauh dari kedamaian. Sehingga semua penghuni rumah tidak merasa betah di dalam rumah sendiri.

 

Pertanyaannya adalah apakah se isi rumah perlu membuat ibu bahagia? Jawabannya adalah Ya. Se isi rumah harus dan wajib membuat ibu bahagia.

Lalu bagaimana jika se isi rumah pun menuntut seorang ibu harus terlebih dahulu memberikan kebahagian, maka dengan sendirinya kebahagian tersebut akan berbalik padanya?! Jawabannya adalah ya. Jika ibu tidak memperoleh kebahagiaan dari se isi rumah maka ibu wajib menghadirkan sendiri kebahagiaan tersebut.

Karena bahagia atau sedih kita sendiri yang berhak putuskan. Meskipun se isi rumah tidak mendukung untuk membuat ibu bahagia maka ibu berhak dan harus putuskan tetap bisa bahagia dengan caranya demi kebaikan semuanya.

 

Sebagai contoh saat dulu kala jauh sebelum menjadi seorang ibu tentunya ibu adalah seorang putri kecil dari kedua orang tuanya. Dimanja, ditimang, didengar segala keluhnya, rengekannya menjadi senjata ampuh dalam banyak kemauannya, dan jauh dari kata susah. Karena se susah apapun tetap orang tua tidak mau merasakan kesusahan pada anaknya terlebih dulu. Maka sudah dapat dipastikan ibu adalah putri kecil yang bahagia, penuh dengan keceriaan, dan tanpa beban.

Namun keadaan akan menjadi berubah jika saat putri kecil tersebut sudah beranjak remaja, dewasa dan memilih untuk melanjutkan kehidupannya bersama pasangan hidupnya. Segala sesuatu tidak bisa didapatkan dengan sendirinya jika bukan diri kita yang memulainya dulu. Jika bukan diri kita yang berkorban dulu. Jika bukan harus kita merasakan sakitnya dulu. Karena semua itu akan terjadi jika kita memiliki pasangan yang tidak peduli, kurang peka, menuntut banyak dibandingkan memberi lebih. Atau memberi lebih namun harus menyinggung perasaan kita. Sehingga untuk menghadapi kenyataan memiliki pasangan demikian maka kita sendirilah yang harus banyak-banyak bersyukur di balik ketidak sesuainnya kenyataan dengan impian. Dan tentunya juga memperlebar sabar. Karena latar belakang tersebutlah jika bukan diri kita maka siapa lagi yang harus membuat kita bahagia?!

 

Ketahuilah bahwa sejatinya bahagia itu sederhana. Berdasarkan versi dari diri kita sendiri. Tidak bisa diukur dengan kata-kata, atau harta sekalipun. Namun harus diupayakan dengan sendiri jika kita tidak memperolehnya.

Berikut tim hartika.id rangkum agar setiap ibu merasakan bahagia meski keadaan tidak membuat kita bahagia namun ibu harus bisa bahagia demi kebaikan semuanya.

 

“Tips Jadi Ibu Bahagia Lahir dan Batin”

 

1. T : Temukan hal yang membuat kamu bahagia :

Ketahuilah bahwa saat diri sendiri merasa bahagia maka dengan mudah kita pun akan dapat membahagiakan orang lain. Segala sesuatu yang hadir dihadapan kita merupakan sebuah anugerah, dan dengan sendirinya semua terasa mudah, baik dan bersahabat. Karena saat kita merasa bahagia hati menjadi lapang dan pikiran terbuka menghadapi persoalan hidup.

Sedemikian pentingnya efek bahagia dalam diri kita. Maka salah satu cara untuk menghadirkan bahagia dalam hidup kita adalah kita harus temukan hal yang membuat kita bahagia. Bisa dari melakukan kebiasaan yang kita senangi, berkumpul dengan orang-orang yang kita sayangi sehingga mampu memancarkan energi bahagia dalam diri. Dan selalu bersyukur terhadap segala sesuatu yang sudah Tuhan berikan dalam hidup ini.

 

2. I : Ingat tanggung jawab :

Kita hidup tidak hanya untuk memikirkan diri sendiri. Namun ada anak, suami, orang tua, keluarga besar dan masyarakat yang senantiasa berdampingan dengan kehidupan kita. Maka untuk memperoleh kehidupan yang baik kita pun harus bertanggung jawab terhadap semua. Melakukan segala sesuatunya berdasarkan peran diri kita. So saat kita bertanggungjawab terhadap peran diri kita maka kita pun akan menerima hak kita dengan sendirinya.

 

3. K : Komunikasikan hal yg mengganjal dengan pasangan : 

Salah satu faktor yang membuat seorang ibu tidak merasa bahagia adalah adanya perasaan yang mengganjal dengan pasangan. Ketidakpuasan seputar dapur, sumur , dan kasur.

Masalah dapur seperti halnya tidak tercukupi kebutuhan sehari-hari oleh suami dikarenakan pendapatan suami kecil, atau suami tidak bertanggungjawab memikirkan kebutuhan rumah tangga. Dan masalah sumur dan kasur analoginya adalah sebuah kasih sayang dan perhatian yang jarang diberikan suami ke istri. Sehingga istri merasa menjalani kehidupan rumah tangga hanya sebatas luarnya saja.

Jika hal ini terasa mengganjal pada ibu maka wajib dikomunikasikan ke pasangan. Dan cari solusi bersama.

 

4. A : Amati lingkungan sekitar : 

Salah satu menghadirkan kebahagiaan dalam hidup adalah perlunya mengamati lingkungan sekitar. Saat melihat orang-orang yang kita sayangi baik-baik saja maka akan timbul rasa bahagia kita, dan saat melihat orang-orang yang di bawah kita atau membutuhkan bantuan dan kita bisa membantunya maka beban kita pun akan dapat berkurang.

 

Nah sampai di sini sudah dapat disimpulkan bukan? Bahwa Ibu harus bahagia dan bisa membuat dirinya sendiri bahagia agar mampu menebarkan kebahagiaan kepada semuanya. So tunggu apalagi yuk bersegera dan katakan :

“Saya bahagia, selalu bahagia dan harus bahagia” 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *