4 Hal Sebaiknya Tidak Dilakukan Saat Weekend Di Bulan Ramadhan

Weekend atau hari libur identik dengan kata “bermalas-malasan” karena sudah melakukan rutinitas kerja dari hari Senin sampai Jum’at. Tentu tidak ada salahnya di hari Sabtu / Minggu memilih untuk beristirahat. Jauh dari pendelegasian dan deadline. Melakukan kegiatan yang disenangi. Seperti berolahraga, nongkrong dengan teman-teman, mengunjungi tempat wisata, dan bahkan ada juga yang lebih memilih istirahat di rumah saja.

Lantas bagaimana dengan kegiatan tersebut yang biasanya dilakukan saat weekend di bulan Ramadhan apakah tidak diperbolehkan? Nah tentunya timbul pertanyaan demikian. Tidak ada salahnya jika dirasa tidak membatalkan puasa dan ada faedahnya. Berikut rangkuman dari TIKA mengenai 4 Hal Sebaiknya Tidak Dilakukan Saat Weekend Di Bulan Ramadhan.

 

4 Hal Sebaiknya TIDAK Dilakukan Saat Weekend Di Bulan Ramadhan

 

1. T : Tidur sepanjang hari :

Saat puasa tubuh terasa sedikit lemas dikarenakan tidak adanya asupan makanan dan minuman yang cukup bagi tubuh. Sehingga lebih memilih untuk tidur. Terlebih adanya pembenaran dalam sebuah hadist di bawah ini:

“Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni” (HR Baihaqi).

 

Menghabiskan waktu berpuasa dengan tidur sepanjang hari memang tidak membatalkan puasa. Namun alangkah meruginya kita jika di bulan penuh berkah ini waktu kita hanya digunakan untuk tidur sepanjang hari. Tentunya yang didapatkan hanya rasa lapar dan haus saja. Sehingga menurunkan kadar nilai pahala yang akan didapatkan.

Dari Abu Hurairah ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan pahalanya selain lapar, dan berapa banyak orang yang shalat malam tidak mendapatkan selain begadang.” (HR. Ahmad).

Dalam hal ini saat puasa pada waktu weekend tidak masalah untuk tidur. Namun sebaiknya jangan dilakukan sepanjang hari. Lakukan aktifitas selingan lainnya yang bisa berfaedah untuk diri sendiri, keluarga atau masyarakat.

 

 

2. I : Iri terhadap kebahagiaan orang lain :

Iri atau hasad merupakan sebuah sifat tercela yang dilarang dalam Islam. Karena dapat mengarahkan manusia pada perbuatan negatif. Apalagi sifat iri dilakukan saat puasa tentu jelas tidak boleh. Terlebih jaman medsos saat ini apapun diposting sehingga kita bisa tahu dan bisa melihat kebahagiaan orang lain. Meskipun “dunia maya tidak sama dengan dunia nyata” karena di medsos hanya diperlihatkan yang baik-baiknya saja. Iri saat Lihat postingan teman : beli baju baru branded, sering jalan-jalan ke luar kota, buka dan sahur dengan makanan yang banyak dan mewah, dll.

Dalam hadist dibawah ini dijelaskan bahwa:

Dari Ibnu Umar r.a. berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tidak diperbolehkan hasad (iri hati) kecuali terhadap dua orang: Orang yang dikaruniai Allah (kemampuan membaca/menghafal Al-Qur’an). Lalu ia membacanya malam dan siang hari, dan orang yang dikaruniai harta oleh Allah, lalu ia menginfakannya pada malam dan siang hari.” (HR. Bukhari, Muslim, Tarmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah).

 

 

3. K : Komunikasi berlebihan (Ghibah)

Biasanya saat weekend orang cenderung menghabiskan waktu bersama keluarga, saudara, dan teman-teman. bercengkrama ngalor ngidul. Saat berpuasa sebaiknya hindari komunikasi berlebihan yang tidak ada faedahnya. Baik secara langsung maupun lewat sosial media. Hal ini lebih kepada Ghibah. Atau disebut juga dengan bergunjing, membicarakan keburukan (keaiban) orang lain. Jangankan di hari puasa hari lain saja sudah tidak diperbolehkan untuk bergunjing.

 

Sebagaimana firman Allah dalam al-qur’an surat Hujurat ayat 12 yang artinya:

” Wahai orang-orang yang beriman jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha penerima tobat, Maha penyayang” (QS: Al-Hujurat :12)

 

 

4. A : Apatis :

Apatis adalah sikap tidak peduli, masa bodoh, dan acuh tak acuh.  Jangan mengkambinghitamkan puasa dan weekend dalam melakukan aktifitas. Sehingga memilih sikap apatis.

Mentang-mentang diperbolehkan tidur saat puasa, maka lebih memilih tidur dibandingkan membantu keadaan di rumah. Mentang-mentang diamnya orang berpuasa adalah tasbih, jadi tidak memberikan solusi saat ada orang lain bertanya dan meminta masukan.

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *