Salah satu kegalauan emak-emak setiap hari yang bapak-bapak tidak pernah tau adalah : Menyelaraskan pendapatan dengan banyaknya pengeluaran, sehingga bisa bertemu padu padan yang seimbang dalam memenuhi kebetuhan gizi keluarga.
“masak apa ya hari ini?!”
“Telor udah, ikan si kakak ga suka, daging si bapak lagi diet, ujung-ujungnya telor lagi”
“Gajian masih 2 minggu lagi, uang tinggal segini…mana nanti harus beli gas, bayar listrik, isi pulsa dll.”
Ga ada uang.. ๐ค Bingung mau makan apa, yang tentunya disesuaikan dengan keterbatasan uang yang ada. Dan ujung-ujungnya berefek pada minimnya gizi.
Tapi ada sebagian orang lagi, justru ada uang..๐ค Bingung karena lihat menu yang tersedia semua enak-enak. Namun tidak cocok untuk kesehatannya, karena banyaknya penyakit yang diderita. Ujung-ujungnya cuma makan rebusan saja atau makanan tanpa rasa alias hambar.
Dari dua kondisi tersebut disanalah peran serta tanggung jawab emak dipertaruhkan. Mampu mengatur pengeluaran dengan bijak, menyesuaikan dengan kondisi kesehatan keluarga dan selera bersama.
Tak jarang karena memikirkan “apa yang mau dimasak?!” Bisa menghabiskan waktu berjam-jam lamanya di rumah. Belum lagi harus ke pasar atau ke tukang sayur yang memakan waktu untuk menuju ke sana, bingung saat dihadapkan dengan pilihan sayur mayur yang tersedia tidak sesuai dengan rencana masak saat di rumah, memakan waktu buat mengantri dengan pembeli lainnya, ditambah lagi kecapek an saat sampai rumah (istirahat sejenak) dan membersihkan aneka sayur mayur yang sudah dibeli. Bisa dibayangkan berapa waktu yang tersita kalau setiap hari emak ke pasar membeli kebutuhan dapur. Belum lagi kalau punya bayi, rewel dan tidak mau ditinggal saat masak. Ujung-ujungnya belanjaan sayuran yang sudah dibeli tidak sempat dimasak. Singkat cerita beli jadi deh ๐
Mungkin sebagian emak-emak bilang ada kebahagian tersendiri kalau lagi di pasar atau tukang sayur. Bisa memilih sesuai keinginan, bercengkrama dengan pembeli lainnya sambil menghilangkan stres di rumah, dan hitung-hitung olah raga setiap hari ke pasar. Nah itu dulu, tapi bagaimana dengan nuansa pandemi saat ini?! Dimana kita diharuskan untuk menjaga jarak dan kalau tidak penting tidak perlu ke luar rumah. Akankah emak tetap setiap hari membeli kebutuhan dapur??
Kalau bisa dihemat tenaga dan waktu untuk tidak harus setiap hari ke pasar atau tukang sayur kenapa ga? Dan lebih membahagiakannya lagi pengeluaran untuk keperluan dapur yang kerap berlebih bisa diperkecil alias ditabung meskipun seribu, dua ribu lama-lama ke pulau seribu #Refreshing (efek di rumah aja dan kangen jalan-jalan๐)
Nah sudah saatnya budaya lama dihentikan untuk bolak balik ke pasar atau tukang sayur setiap hari. Sudah saatnya beralih dan berpikir lebih efektif dan efisien dengan cara : Stok kebutuhan harian dari A-Z dan ketahui cara penyimpanan yang tepat agar awet. Di samping itu membeli dengan jumlah banyak bisa mendapatkan potongan harga atau harga miring dari biasanya.
Berikut tim hartika.id rangkum agar para emak tidak perlu bolak balik ke pasar atau tukang sayur setiap hari :ย ย “Tips Cerdas Para Emak (Dapur Ngebul Uang Ngumpul)”ย :
1. T : Terstruktur
Semua akan jadi lebih mudah jika emak terstruktur setiap hari dalam satu minggu mau masak dengan menu apa saja. Jadi tidak ada salahnya jika dibuat catatan mulai dari hari Senin sampai dengan Minggu menunya. Hal ini bertujuan untuk mengatasi kebingungan emak setiap hari dan sekaligus agar dapat memvariasikan masakan sehingga dalam satu minggu tidak bosan dengan menu yang sama.
2. I : Ingat budget dan penuhi gizi
Hal yang paling penting adalah tau berapa anggaran untuk dapur. Jangan sampai anggaran minim, pengeluaran maksimal ujung-ujungnya tekor alias hutang dengan tukang sayur๐ namun bukan berarti saat anggaran minim gizi tak terpenuhi secara 4 sehat 5 sempurna. Hanya makan nasi pakai sayur saja tanpa lauknya, atau nasi pakai lauk saja tanpa sayur. Dan tidak pernah konsumsi buah-buahan ๐
3. K : Ketahui tempat belanja yang tepat
Bukan emak-emak namanya kalau belanja tidak pernah nawar ๐ kalau bisa ditawar setengah harga kenapa tidak?! Nah lo tempe Rp.5000 ditawar jadi Rp.2500 (#kebangetan ๐) tawar menawar boleh tapi harus lihat sikon juga dong. Saat berada di pasar emak bisa pilih sayur-sayuran yang masih segar dan harga yang miring atau timbangan yang pas (tidak kurang dalam artian dicurangi, tapi dengan senang hati jika ditambah oleh penjualnya dari takaran sebelumnya) Dan pada dasarnya tidak ada orang yang mau dirugikan bukan? Terlebih para emak “maunya menang terus” ๐ Jadi pilih tempat belanja yang tepat agar dapat harga miring, dan kualitas oke.
4. A : Analisa dan evaluasi setiap minggu
Analisa penting dilakukan agar tau yang sudah dieksekusi selama satu minggu. Apa yang sudah dibeli (terkait anggaran plus / minus) dan bagaimana proses memasaknya (terkait waktu lama / tidak) dan terakhir respon dari masakan tersebut (enak atau tidak)
Sehingga bisa dievaluasi untuk satu minggu kedepannya. Apakah perlu dirubah tempat belanjanya agar dapat harga yang lebih miring, pilih menu yang simpel masaknya, jika semua keluarga menyukai masakan emak berarti bisa dijadikan menu favorit keluarga. Jika tidak maka bisa diganti menu yang lain untuk minggu depannya.
Nah sudah terjawab kan?! cara agar dapur para emak tetap ngebul, uang ngumpul dan waktu tidak keteter. So tunggu apalagi stop kebingungan “mau masak apa ya?!” Mulai terapkan tios dari TIKA di atas, dan beralih untuk tidak setiap hari bolak balik ke tukang sayur.
I definitely wanted to write down a note in order to say thanks to you for all the fabulous steps you are posting on this site. My long internet investigation has now been compensated with awesome information to talk about with my relatives. I would assert that many of us readers are extremely fortunate to dwell in a wonderful network with so many awesome individuals with beneficial advice. I feel extremely blessed to have discovered the web page and look forward to some more fun times reading here. Thank you once more for all the details.